Prabowo Sebut Indonesia Lebih Hormati Asing Dibanding Bangsa Sendiri
Pojok Warta. Pada halal bihalal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Jakarta
Pusat. Dalam sambutannya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto,
membicarakan soal ekonomi. Beliau juga menyinggung soal kondisi
Indonesia yang dinilai lebih menghormati bangsa lain.
“Jadi apa yang terjadi oleh Bank Dunia ini disebut ‘state capture’. Ini definisi Bank Dunia. Saya harus sebut definisi orang asing karena bangsa kita tidak menghormati bangsanya sendiri,” kata Prabowo di Masjid Al-Furqon, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Juli 2018.
Dalam pidatonya Prabowo juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia justru memberi penghormatan terhadap bangsa lain. Namun, bangsa sendiri diejek. “Yang kita hormati adalah bangsa kulit putih, bangsa manapun, bangsa sendiri justru kita ejek,” sebutnya.
Prabowo kemudian melanjutkan pembicaraannya soal ‘state capture’. Dia menjelaskan maksud istilah tersebut dan apa yang sedang terjadi di Indonesia.
“Saudara-saudara, intinya itu bahwa ada terjadi state capture. Terjadi perampokan negara dengan dalil-dalil yuridis yang manis. Kadang tidak manis tidak ada urusan, melanggar hukum yang dibuat sendiri, yang penting kekuasaan dan uang,” ujar Prabowo.
Beliau juga merujuk pada pernyataan politikus senior PAN Amien Rais yang turut hadir di lokasi itu. Prabowo setuju dengan pernyataan Amien yang menyebut Indonesia menuju kondisi kritis.
“Yang disebut Pak Amien Rais benar. Kita sekarang menuju ke satu titik kritis. Kalau kita tidak, kuenya enggak dipedulikan, kita enggak peduli besar kecil, yang penting bagian saya, bagian saya,” katanya.
Mantan danjen Kopassus ini pun menyebut jika Indonesia dipimpin pemerintahan yang bersih dan tidak mengincar kekayaan, maka ia yakin Indonesia bisa mengubah nilai tukar rupiah terhadap dolar sesuai kemauan.
Menurutnya, mata uang merupakan cermin kekayaan dan produksi negara. Jika kekayaan Indonesia tidak bisa ditangani dengan baik maka ia menyebut rupiah tidak ada harganya, terutama di mata dunia.
“Kalau kita kuasai kekayaan, maka kita yang akan tentukan nilai mata uang. Jadi saya sependapat, siapa pun yang akan dipilih, intinya adalah Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dan berdaulat atau Indonesia jadi embel-embel bangsa lain. Kita jadi sapi perahan bangsa lain dan jadi kacung di negara sendiri,” tegas Prabowo.
“Jadi apa yang terjadi oleh Bank Dunia ini disebut ‘state capture’. Ini definisi Bank Dunia. Saya harus sebut definisi orang asing karena bangsa kita tidak menghormati bangsanya sendiri,” kata Prabowo di Masjid Al-Furqon, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Juli 2018.
Dalam pidatonya Prabowo juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia justru memberi penghormatan terhadap bangsa lain. Namun, bangsa sendiri diejek. “Yang kita hormati adalah bangsa kulit putih, bangsa manapun, bangsa sendiri justru kita ejek,” sebutnya.
Prabowo kemudian melanjutkan pembicaraannya soal ‘state capture’. Dia menjelaskan maksud istilah tersebut dan apa yang sedang terjadi di Indonesia.
“Saudara-saudara, intinya itu bahwa ada terjadi state capture. Terjadi perampokan negara dengan dalil-dalil yuridis yang manis. Kadang tidak manis tidak ada urusan, melanggar hukum yang dibuat sendiri, yang penting kekuasaan dan uang,” ujar Prabowo.
Beliau juga merujuk pada pernyataan politikus senior PAN Amien Rais yang turut hadir di lokasi itu. Prabowo setuju dengan pernyataan Amien yang menyebut Indonesia menuju kondisi kritis.
“Yang disebut Pak Amien Rais benar. Kita sekarang menuju ke satu titik kritis. Kalau kita tidak, kuenya enggak dipedulikan, kita enggak peduli besar kecil, yang penting bagian saya, bagian saya,” katanya.
Mantan danjen Kopassus ini pun menyebut jika Indonesia dipimpin pemerintahan yang bersih dan tidak mengincar kekayaan, maka ia yakin Indonesia bisa mengubah nilai tukar rupiah terhadap dolar sesuai kemauan.
Menurutnya, mata uang merupakan cermin kekayaan dan produksi negara. Jika kekayaan Indonesia tidak bisa ditangani dengan baik maka ia menyebut rupiah tidak ada harganya, terutama di mata dunia.
“Kalau kita kuasai kekayaan, maka kita yang akan tentukan nilai mata uang. Jadi saya sependapat, siapa pun yang akan dipilih, intinya adalah Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dan berdaulat atau Indonesia jadi embel-embel bangsa lain. Kita jadi sapi perahan bangsa lain dan jadi kacung di negara sendiri,” tegas Prabowo.
Comments
Post a Comment